KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
rem tepat pada waktunya, dan rasa
terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang
telah mendukung dalam pembuatan
makalah ini.
Ilmu Bahan merupakan mata kuliah
program studi pendidikan teknik mekatronika, salah satu materinya
yang diberikan ialah rem. Makalah rem
dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam
kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan pendidikan teknik mekatronika untuk menjadi
seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan
makalah yang ringkas dan sistematis,
merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran
tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan dari pembaca
dan pemakai makalah rem ini, guna
penyempurnaan pada masa mendatang.
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa memberikan limpahan rahmat,
petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Tegal,
18 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR
ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH................................................................ 5
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. SISTEM REM................................................................................. 6
1. Pengertian
Sistem Rem............................................................... 6
2. Prinsip Sistem
Rem..................................................................... 6
3. Tipe Rem..................................................................................... 7
3.1 Rem Kaki............................................................................. 7
3.2 Rem Parker.......................................................................... 8
3.3 Rem Tambahan.................................................................... 8
B. REM KAKI..................................................................................... 8
1. Uraian Rem Kaki........................................................................ 8
2. Master Silinder............................................................................ 9
3. Booster Rem............................................................................... 11
4. Katup Proporsi............................................................................ 13
5. Sistem rem Anti-Lock Brake System............................................ 14
C. REM TROMOL.............................................................................. 16
1. Komponen Roda......................................................................... 17
1.1 Backing Plat........................................................................ 17
1.2 Silinder Roda....................................................................... 17
1.3 Sepatu Rem
dan Kanvas Rem............................................. 18
1.4 Tromol Rem......................................................................... 18
2. Tipe Rem Tromol........................................................................ 19
2.1 Tipe Leading
dan Tipe Trailing........................................... 19
2.2 Tipe Two
Leading............................................................... 20
2.3 Tipe
Uni-Servo.................................................................... 22
2.4 Tipe Duo
Servo.................................................................... 22
D. REM CAKRAM............................................................................. 23
1. Uraian Rem
Cakram.................................................................... 23
2. Komponen Rem
Cakram............................................................. 25
2.1 Piringan................................................................................ 25
2.2 Pad Rem.............................................................................. 25
2.3 Jenis Caliper......................................................................... 26
2.3.1 Tipe Fixed
Caliper(double piston)............................. 27
2.3.2 Tipe
Semi-floating..................................................... 27
a. Tipe Semi-floating (tipe PS)............................... 28
a. Tipe Full
Floating................................................ 28
1) Tipe F............................................................... 28
2) Tipe FS............................................................ 28
3) Tipe AD........................................................... 29
3) Tipe PD............................................................ 29
E. REM PARKER............................................................................... 30
1. Uraian Rem
Parker...................................................................... 30
2. Cara Kerja................................................................................... 31
F. EXHAUST
BREAK......................................................................... 33
1. Uraian Exhaust Break................................................................. 33
2. Prinsip Kerja................................................................................ 33
2.1 Syarat
operasional exhaust brake......................................... 33
2.2 Cara operasional.................................................................. 33
G. BAHAN-BAHAN PENYUSUN REM.......................................... 33
H. PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM SISTEM
REM 34
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................... 36
B. SARAN................................................................................................. 38
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 39
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik transportasi demi keamaan dan
keselamatan dalam berkendara.
Pada
dasarnya rem mempunyai fungsi
untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut (dapat bekerja dengan baik
dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya
tekan yang cukup, mudah diperiksa
dan disetel)
Walaupun sistem rem
itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tersebut. Oleh
karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan
fungsi, cara kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa
lebih mengenal fungsi, cara kerja dan
jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai
sistem rem.
B.
RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam
penulisan makalah ini adalah
1. Apa itu fungsi rem?
2. Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
3. Apa saja bahan pembuat pada komponen rem?
4. Apa saja permasalahan yang sering terjadi pada sistem
rem?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui
fungsi dari rem.
2. Mengetahui jenis
dari rem dan mekanisme kerja rem.
3. Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.
4. Mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada rem.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
SISTEM
REM
1.
Pengertian Sistem Rem
Rem
di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. (Sumber: New Step 1 Training)
Menurut
para ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan
berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai
kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Gambar
1. Sistem rem mobil
2.
(Sumber: New Step 1 Training)
3.
Prinsip Sistem Rem
Kendaraan tidak dapat
berhenti dengan segera apabila mesin d bebaskan (tidak di hubungkan) dengan
pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini harus di
kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak)
untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali
menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di
sebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek.
Gambar 2. Pengereman kanvas
terhadap tromol dan pengereman roda terhadap jalan
(Sumber: New
Step 1 Training)
4. Tipe
Rem
Rem
yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe
tergantung penggunaannya.
1.3.1.
Rem kaki
Rem
kaki (foot break) di gunakan untuk
mengontrol kecepatan mobil dan menghentikan kendaraan.
1.3.2.
Rem parker
Rem
parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
1.3.3.
Rem tambahan
Rem
tambahan (auxiliary break) digunakan
pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel atau kendaraan
berat.
Selanjutnya
“engine brake” adakalanya digunakan
untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effect ditimbulkan oleh tahanan
putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus. Contohnya seperti
dua orang saling berpegangan sambil berlari, walaupun yang depan cepat tapi ia
akan mengimbangi yang belakang dengan larinya lambat.
B.
REM KAKI
1. Uraian Rem Kaki
Rem kaki (foot break) dikelompokkan menjadi dua tipe rem : rem hidraulik (hydraulic break) dan rem pneumatic (pneumatic break). Rem hidraulik lebih merespon dan
lebih cepat disbanding tipe lainnya, dan konstruksinya lebih mudah dan
sederhana.
Rem hidraulik juga mempunyai
konstruksi khusus yang handal (superior
design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis
banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan.
Sistem rem pnuematik termasuk kompresor
atau sejenisnya yang menghasilkan udara yang bertakanan yang digunakan untuk
menambah daya pengereman. Banyak digunakan pada truk dan bus.
Bekerjanya rem hidraulik sebagai berikut.
Rem menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem dan mekanisme pengereman akan menimbulkan gaya pengereman.
Gambar 3. Mekanisme
kerja rem
(Sumber: New Step 1 Training)
2. Master
Silinder (master cylinder)
Master
silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis. Master silinder
terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulik.
Ada
dua tipe master silinder yaitu tunggal dan tandem. Untuk master silinder tandem
atau ganda banyak digunakan pada mobil masa kini daripada menggunakan master
silinder tunggal. (sumber : new step training manual)
(Sumber: New Step 1 Training)
(Sumber: New Step 1 Training)
Gambar 4. Tipe-tipe master silinder
(Sumber: New Step 1 Training)
Pada
master silinder ganda (tandem) sistem hidraulik dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk
depan dan belakang. Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja maka sistem lainnya masih
dapat digunakan.
Gambar 5. Master silinder ganda
(Sumber: New
Step 1 Training)
3. Booster
Rem (break booster)
Tenaga
penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak kuat untuk segera dapat
menghentikan kendaraan. Booster rem melipat gandakan daya penekanan pada pedal
sehingga diperoleh daya pengereman yang lebih besar.
Booster
rem dapat di pasang menjadi satu dengan master silinder atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral banyak
digunakan pada penumpang dan truk kecil.
Booster
rem mempunyai diaprham (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan
antara atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal dan
membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal minimum.
Bila bosster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu
dan hal lain, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga
boosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya
penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan normal
tanpa bantuan booster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel,
booster remnya diganti pompa vakum karena kevakumannya yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat.
Gambar 6. Booster rem
(Sumber: New
Step 1 Training)
Boster rem terutama dari rumah booster, piston booster,
membran, reaction mechanism,
mekanisme katup pengontrolan. Bosy booster dibagi menjadi bagian depan dan
belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster.
Mekanisme katup pengotrol mengatur tekanan didalam ruang
tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katp pengontrol dan
sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.
4. Katup
Proposi (propostioning valve)
Gambar 7. Katup P
(Sumber: New
Step 1 Training)
Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan
jalan. Gesekan ini akan bertambah sesuai dengan adanya pembagian beban ban pada
jalan. Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih
berat dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila kendaraan direm, maka titik
pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya
inersia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Gambar 8. Titik berat mobil berpindah akibat pengereman
(Sumber: New
Step 1 Training)
Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama terhadap ke
empat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban
dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar. Dengan
terkuncinya rod belakang seperti ekor
ikan.
Dengan alasan tersebut maka diperlukan alat pembagi
tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan
daripada roda belakang.
Alat tersebut disebut “katup pengimbang” atau biasa
disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulik
pada silinder roda belakang, dengan
demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Disamping katup P, efek yang sama juga dapat diperoleh
oleh load sensing and proportioning valve (LSPV) yang merubah
tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai dengan beban, proportioning and by-pass valve ( P
& BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda
tanpa melalui katup P bila sistem rem depan tidak dapat berfungsi, katup deceleration-sensing and proportioning valve
(DSPV) yang membedakan tekanan awal split
point sesuai dengan deselerasi selama pengereman, dan perlengkapan lainnya.
5. Sistem Rem Anti-Lock
Brake System (ABS)
Rem ABS ini diciptakan hanya untuk mencegah terkuncinya
roda-roda belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk
mengontrol roda-roda depan agar kendaraan tidak berputar atau slip serta
menjaga pengendalian kemudi dengan baik.
Perhatian
:
1) Bila kendaraan
mulai bergerak ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan
lebih mudah menghindar dari rintangan.
2) Bila rem bekerja
selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti dengan aman tanpa mengalami
perubahan langsung.
Tabel 1. Fungsi sensor pada ABS
Komponen
|
Fungsi
|
Speed sensors depan
|
Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan
|
Speed sensors belakang
|
Mendeteksi kecepatan pada roda pada masing-masing roda
belakang
|
Switch lampu rem
|
Mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan ke komputer
A.B.S
|
Lampu peringatan Anti-lock (ANTI-LOCK Warning light)
|
Lampu menyala untuk memberi tanda agar pengemudi siaga
saat anti-lock brake system ada yang tidak berfungsi
|
A.B.S
|
Untuk mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing
silinder disc brake
|
A.B.S computer
|
Dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor ia
menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi dan mengirim signal-signal ke
aktuator ke pengontrol tekanan minyak rem
|
(Sumber: New
Step 1 Training)
C.
REM TROMOL
Pada rem tipe tromol, kekuatan tenaga pengereman
diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang
berputar bersama-sama dengan roda. Karena “self
energizing action” ditimbulkan oleh teanga putar tromol dan tenaga
pengereman yang besar diakibatkan usaha pedal yang kecil.
Gambar 9. Tromol rem
(Sumber: New Step 1 Training)
Self energizing action:
Ada dua
jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar jenis leading trailing.
Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem didorong kearah tromol rem
yang berputar pada seperti anak panah (arah maju), sepatu rem cendenrung
melengket pad tromol dan berputar. Sepatu rem ini disebut “leading shoe”.
Dilain pihak, ujung atas sepatu bagian belakang terdorong ke dalam tromol yang
cenderung mengembang keluar, ini disebut trailing
shoe.
Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoe berputar bersama
tromol, dan ini disebut self energizing
atau self servo. Self energizing bekerja menimbulkan gaya pengereman yang cukup
besar. Dilain pihak, daya balik yang berlaku pada trailing shoes mengurangi
daya pengereman yang cukup besar pada sepatu tersebut. Perbandingan tenaga
pengereman dilakukan dengan leading shoe
dan trailing shoe diperkirakan 3:1. Leading shoe menghasilkan daya
pengereman yang lebih baik, dan kelemahannya ialah lebih cepat aus daripada
trailing shoe.
1.
Komponen Roda
1.1. Backing plat
Backing plat di buat
dari baja pres yang dibuat pada axle housing atau axle carier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing
plat, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
Bila permukaan gesek
sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus diperiksa secara
diteliti setiap kali rem dibongkar untuk
mencegah problem tersebut.
1.2. Silinder roda
Silinder
roda terdiri dari beberapa komponen seperti yang terlihat pada gambar. Setiap
roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan
dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap
silinder roda, sedangkan sisi lainnya hanya menggunakan satu piston untuk
menggerakkan hanya sepatu rem.
Apabila
rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya
kekuatan pegas pembalik septu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut.
Gambar 10. Silinder roda
(Sumber: New Step 1 Training)
1.3. Sepatu rem dan kanvas
rem
Sepatu
rem , seperti juga tromol memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu
rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan jalan dikeling (pada
kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang
bergesekan dengan tromol. Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan
harus mempunyai koofisien gesek yang tinggi. Koofisien tersebut harus bisa
bertahan oleh keadaan temperature yang berubah ubah. Umumnya kanvas (lining)
terbuat dari campuran fiber metallic,
brass, lead, plastic, dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas
tertentu.
1.4. Tromol rem
Tromol
rem umumnya terbuat dari besi tuang (gray iron gras) dan gambar
penampangnya seperti terlihat pada gambar dibawah. Tromol re mini letaknya
sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan da berputar bersama roda.
Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka
gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200 sampai 300.
Gambar
11. Tromol rem
(Sumber: New
Step 1 Training)
2.
Tipe Rem Tromol
2.1. Tipe
leading dan tipe trailing
Seperti
terlihat pada gambar, bagian ujung atas masing-masing sepatu rem ditekan
membuka oleh silinder roda (wheel
cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang. Tipe ini
hanya terdapat pada silinder roda tunggal (single
wheel cylinder)
Bila
tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem di injak, maka
bagian ujung atas sepatu ditekan mambuka ke sekeliling ujung bawah oleh
silinder roda dan berlaku daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe dan sepatu kanan disebut trailing shoe.
Gambar 12. Tipe leading trailing
(Sumber: New Step 1 Training)
Bila
tromol berputar pada arah berlawanan (arah mundur), maka leading shoe menjadi
trailing shoe dan sebaliknya. Tetapi kedua-duanya tetap menekan dengan gaya
pengereman yang sama dengan pada saat putaran maju. Leading shoe lebih cepat
aus dibandingkan dengan trailing shoe, bila rem sering digunakan dalam putaran
gerak maju.
Tipe
ini digunakan pada rem belakang kendaraan penumpang dan kendaraan jenis
komersil.
2.2. Tipe two leading
Tipe
two leading shoe dibagi menjadi 2 : single
action dan double action. Tipe single
action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing
mempunyai satu piston pada tiap sisinya. Bila rem bekerja, kendaraan dalam
kondisi perak maju, maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe.
Gambar 13. Tipe
double action
Gambar 14. Tipe
single action
(Sumber: New Step 1 Training)
Apabila
tromol berputar pada arah jarum panah (maju), maka tipe ini mempunyai tekan
pengereman yang tinggi. Tetapi, ada suatu kerugian pada tipe ini, bila rem
berputar dalam arah yang berlawanan, maka kedua sepatu akan bekerja sebagai
trailing shoe dan menghasilka tenaga dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil.
Tipe
ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga. Tipe double action
two leading mempunyai dua silinder roda, dan pada setiap sisinya terdapat dua
torak. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu
arah saja. Maka tipe double action ini efisiensi dalam dua arah, maju dan arah
mundur. Tipe
ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
2.3. Tipe uni-servo
Tipe
uniservo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan
penyetelannya berhubungan dengan sepatunya.
Bila
torak didalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh
tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe, dan bekerja dengan daya
pengereman yang tinggi. Juga, terdapat kelemahan pada tipe ini, dimana bila
tromol berputar pada arah yang berlawanan, maka kedua sepatu rem berfungsi
sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil.
Gambar 15.
Tipe uni-servo
(Sumber: New Step 1 Training)
2.4. Tipe duo servo
Tipe ini merupakan versi penyempurnaan
uni-servo yang mempunyai dua piston pada setiap silinder rodanya. Selama
silinder roda menekan sepatu rem selama bekerja, maka tipe ini mempunyai gaya
pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh gerak putaran
roda.
Gambar
16. Tipe duo servo
(Sumber: New
Step 1 Training)
D.
REM CAKRAM
1.
Pengertian Rem Cakram
Rem cakram (disc
brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda
dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong da menjepit cakram.
Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram.
Gambar 17. Kerja
cakram
(Sumber: New
Step 1 Training)
Karateristik dari cakram hanya mempunyai sedikit
aksi energi sendiri (self energizing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi
oleh fluktuasi koofisen gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu,
karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin
baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk
dan ukuran. Ukuran disc pad agak terbatas dan ini berkaitan dengan aksi self energizing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulik
yang lebih besar untuk mendapatkan gaya pengereman yang efisien. Pad juga akan lebih cepat aus daripada sepatu rem pada rem
tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah pada perawatan serta penggantian
pad.
Gambar 18. Unit cakram
(Sumber: New
Step 1 Training)
2.
Komponen Rem Cakram
2.1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)
dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang terdiri dari dari
pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik,
kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad panjang atau tahan
lama.
Gambar 19. Tipe piringan untuk rem cakram
(Sumber: New
Step 1 Training)
2.1. Pad Rem
Pad (disc pad) biasa dibuat
dari campuran metalic fiber dan
sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan “semi metalic disc pad”. Pada pad
diberi garis celah untuk menunjukan tebal pad (batas yang dijinkan). Dengan
demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan
metalic plate (disebut dengan anti-squel shim) dipasangkan pada sisii piston untuk
mencegah bunyi saat berlaku pengereman.
Gambar 20. Pad dan shim pada rem cakram
(Sumber: New Step 1 Training)
2.1. Jenis Caliper
Caliper juga disebut calyper
body, memegang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran gimana minyak rem
disalurkan ke silinder.
Caliper dikelompokkan sebagai
berikut menurut jenis pemasangannnya.
2.1.1. Tipe fixed caliper
(double piston)
Caliper dipasangkan tepat pada
axle atau strut. Seperti gambar dibawah , pemasangan caliper dilengkapi dengan
piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston secara hidraulis
pada kedua ujung piringan atau cakram. Fixed caliper adalah dasar desain yang
sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasinya
panas terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan
sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang
banyak. Untuk megatasi hal tersebut, jenis caliper fixed ini, sudah jarang
digunakan.
Gambar 21. Kaliper double piston
(Sumber: New Step 1 Training)
2.1.2. Tipe fixed caliper
(double piston)
Untuk jenis ini piston hanya
ditempatkan pada satu kaliper saja, tekanan hidraulis dari master silinder
mendorong piston dan selanjutnya menekan rotor disc. Pada saat yang sama
tekanan hidraulis menekan sisi pad. Ini menyebabkan kaliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram
dan terjadilah usaha pengereman.
Gambar 22. Kaliper tipe single piston
(Sumber: New Step 1 Training)
2.1.3.
Tipe semi-floating
Caliper tipe semi floating
menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan dari pad bagian luar. Pada kaliper
tipe full-floating, kemampua pengereman dibangkitkan oleh
kedua pad dengan torque plate. Caliper floating banyak digunakan pada kendaraan
penumpang modern.
a.
Tipe
semi floating (tipe PS)
Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pada
torque plate. Apabila rem bekerja maka body bergerak masuk dengan adanya
gerakan piston. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian luar diterima
oleh caliper dan meneruskan momen ke pin pada arah putaran.
Gambar 23. Tipe PS
(Sumber: New Step 1 Training)
b.
Tipe full floating
1)
Tipe
F
Tipe F mempunyai caliper yang ditunjang oleh torque plate sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meluncur. Arm akan
maju dan caliper untuk memindahkan gerak piston untuk menekan pad bagian luar.
2)
Tipe
FS
Caliper ini dipasang dengan menggunakan dua pin
(main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada caliper itu sendiri. Caliper dan dua pin digerakkan sebagai
satu unit oleh piston. Reaksi tenaga dari inner dan outer pad diterima oleh
torque plate dengan demikian momen tidak diteruskan ke pin.
Selanjutnya, bagian yang meluncur pada caliper (main
dan sub pin) disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan desain yang dapat
menambah keandalan pada bagian ini.
Tipe FS agak kurang terseretnya dibandingkan dengan
tipe F dan sering digunakan pada rem kendaraan luxury.
3)
Tipe
AD
Untuk tipe ini main pin pada tipe AD adalah
press-fitted pada torque plate bersamaan dengan sub pin yang dibautkan.
Stainless steep plate (suatu pin untuk mengurangi bunyi, anti squel shim) dipasang
pada pad dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang
kurang enak dan keausan pad. Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan
tipe menengah.
4)
Tipe
PD
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali
pada main pin dan sub pin saja yang di baut pada torque plate. Tipe PD ini
digunakan pada rem depan kendaraan penumpang yang kecil.
Gambar 24. Tipe PD
(Sumber: New Step 1 Training)
E.
REM PARKER
1.
Uraian Rem Parker
Rem
parkir banyak digunakan untuk parker kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan
niaga yang kecil, atau rem parker eklusif yang dihubungkan pada rem belakang.
Kendaraan
niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe center brake yang dipasangkan
antara propeller shaft dan tranmisi. Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem,
stick atau pedal, kabel tipe mekanisme batang dan tromol rem dan sepatu rem
yang membangkitkan daya pengereman.
Gambar 25. Konstruksi rem parkir
(Sumber: New
Step 1 Training)
2.
Cara Kerja
Mekanisme
kerja pada rem parkir pada dasarnya untuk tipe rem parkir belakang dan tipe
center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk
pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem akan bekerja melalui kabel
yang dihubungkan dengan tuas.
Ada
beberapa tipe tuas rem parkir, bergantung pada design tempat duduk pengemudi
dan sistem kerja yang dikehendaki.
Gambar 26. Macam
tuas rem parkir
(Sumber: New
Step 1 Training)
Tuas
rem parkir dilengkapi dengan ratchet untuk
mengatur tuas rem pad posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir
mur penyetelnya dekat denga tuas rem, dengan demikian penyetelan jarak tuas
dapat dengan mudah disetel.
Gambar 27.
Konstruksi tuas rem parkir
(Sumber: New
Step 1 Training)
Kabel
rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir
roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya
kerjanya tuas pada kedua roda-roda
Tuas
intermediate dipasang untuk menambah gaya pengoperasian.
Gambar 28.
Pengaitan sulur rem parkir pada ban
(Sumber: New
Step 1 Training)
F.
EXHAUST
BREAK
1.
Uraian
Exhaust Break
Adalah
sistem rem yang menggunakan gas buang untuk melakukan pengereman.
2.
Prinsip
kerja :
Menahan laju gasa buang pada exhaust manifold
2.1. Syarat
operasional exhaust brake
a.
Main
switch on.
b.
Gigi
tranmisi posisi netral.
c.
Laju
kendaraan lebih besar dari atau sama dengan 15km/jam
2.2.
Cara
operasional
a.
Pedal
posisi bebas
G. BAHAN-BAHAN
PENYUSUN REM
1. Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang
dibuat pada axle housing atau axle carier bagian belakang
2. Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya
kanvas(lining) terbuat dari campuran fiber
metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses dengan
ketinggian panas tertentu.
3. Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan
Rem Cakram. Besi kasar kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan
baja. Bahan tambahan yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan
mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus
ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
4. Campuran metalic
fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat pad rem.
H. PERMASALAHAN
YANG SERING TERJADI DALAM SISTEM REM
1.
Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
Penyebab:
a.
Minyak rem pada master cylinder
terlalu rendah.
b.
Kanvas rem (lining) rem sudah aus
c.
Sepatu rem terpasang tidak
sebagaimana mestinya
d.
Kebocoran pada wheel cylinder
e.
Kanvas rem kendor atau pecah
f.
Kebocoran atau keausan pada master
cylinder
g.
Ada udara dalam sistem
hidrolisnya(masuk angin)
h.
Self adjuster tidak bekerja
2.
Gejala: Semua rem seret(bhs
Jawa)
Penyebab :
a.
Rem parkir terpasang
b.
Wheel cylinder macet
c.
Pegas pengembali sepatu rem lemah
atau patah
d.
Pedal rem macet
e.
Seal master cylinder macet
f.
Penyetelan push rod master cylinder
tidak tepat
g.
Lubang kompensasi pada master
cylinder tersumbat.
3.
Gejala: Rem membanting kesatu arah
Penyebab :
a.
Bearing roda depan kendor/rusak
b.
Teromol tidak bulat (nganthong)
c.
Celah sepatu rem pada salah satu
teromol terlalu rapat
d.
Pegas pengembali lemah/patah
e.
Tekanan ban tidak sama antara roda
kiri dan roda kanan
f.
FWA tidak tepat
4.
Gejala: Injakan pedal rem terlalu
kasar
Penyebab :
a.
Ada udara dalam sistem hidrolis
b.
Teromol aus atau retak
c.
Minyak tidak sesuai (titik didih
rendah)
5.
Gejala: Roda terkunci
Penyebab :
a.
Kanvas rem kendor/lepas
b.
Seal wheel cylinder macet
c.
Backing plate kendor
d.
Setelan bearing tidak tepat
6.
Gejala: Rem selip
Penyebab :
a.
Ada gemuk/minyak rem pada kanvas
b.
Backing plate kendor
c.
Teromol tidak bulat
d. Teromol
cacat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat
diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Rem
di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Menurut para ahli
permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan
juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat
berfungsi dengan baik dan aman.
2. Tipe
Rem
Rem
yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe
tergantung penggunaannya :
a.
Rem kaki
Rem
kaki (foot break) di gunakan untuk
mengontrol kecepatan mobil dan menghentikan kendaraan.
b.
Rem parker
Rem
parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c.
Rem tambahan
Rem
tambahan (auxiliary break) digunakan
pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel atau kendaraan
berat.
3. Pinsip kerja rem ketika kendaraan
tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak di
hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak.
Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik
(energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi
kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem
bekerja di sebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak
putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek.
4. Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :
a.
Baja
pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle housing atau axle carier bagian belakang.
b.
Pelat
baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining) terbuat dari
campuran fiber metallic, brass, lead, plastik,
dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
c.
Besi
tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi kasar
kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan tambahan
yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan mempertinggi titik
cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus ditambahkan nikel atau
krom ketika proses peleburan.
d.
Campuran
metalic fiber dan sedikit serbuk besi
merupakan bahas pembuat pad rem.
5. Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem
a.
Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
b.
Gejala: Semua rem seret(bhs
Jawa)
c.
Gejala: Rem membanting kesatu arah
d.
Gejala: Injakan pedal rem terlalu
kasar
e.
Gejala: Roda terkunci
f.
Gejala: Rem selip
B.
SARAN
a. Dalam
sistem rem ini, pengguna kendaraan
diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis
rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya
mengetahui fungsi dari setiap jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi
pada rem.
c. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.
Sucahyo,
Bagyo, Dkk.
1997. Mesin Tenaga.
Surakarta : Tiga Serangkai
Darmawan,
Iwan. 2003. Merawat dan
Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa
Swara
Accesed Desember 10th 2014. At
04.56 PM.
Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from:
www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 11th 2014. At
04.56 AM.
Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:
www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 12th 2014. At
05.00 AM.
I. Solihin. Drs,
Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK. Tingkat 2,
Bandung, CV. ARMICO.