HOME

Minggu, 07 Desember 2014

SISTEM PENERANGAN


Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem penerangan ini dibagi menjadi dua sistem penerangan :

Penerangan luar  
  1. Lampu besar
  2. Lampu belakang
  3. Lampu rem
  4. Lampu jarak/kota
  5. Lampu tanda belok
  6. Lampu hazard
  7. Lampu plat nomor
  8. Lampu mundur
Penerangan dalam
  1. Lampu meter
  2. Lampu ruangan

Lampu Penerangan luar 
1.  Lampu besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.


Tipe lampu besar
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1)  Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.


2)  Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
  • Bola lampu biasa
  • Bola lampu Quartz – halogen
 Lampu besar tipe Sealeed Beam

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar Cara memasang bola lampu

2.  Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya

3.  Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan  sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.

Gambar lampu rem

4.  Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman seperti pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.

Gambar lampu tanda belok

5.  Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.

Gambar Lampu Hazard

6.  Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.

Gambar Lampu Plat Nomor

7.  Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
Gambar Lampu Mundur

8.  Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang    berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.


Gambar Rangkaian lampu kabut

Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 

Lampu Penerangan Dalam
1.  Lampu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.

Gambar Lampu ruangan

2.   Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1)  Bola lampu model single - end 
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu  single end.
Gambar Jenis bola lampu single - end

Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu:
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.

 Gambar Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu:
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan 
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar Memasang dan melepas bola lampu

3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu:
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang     lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.

Gambar Bola lampu dengan ujung ganda

SISTEM AIRBAG / SUPPLEMENTAL RESTRAINT SYSTEM (SRS)

Airbag/Supplemental Restraint System (SRS) adalah fitur keamanan yang dipasang dimobil, yang berfungsi untuk melindungi kita jika terjadi kecelakaan frontal. Penggunaan Aibag dapat membantu melindungi daerah kepala, leher, dan dada.



Airbag biasanya dipasang oleh pembuat kendaraan, untuk keselamatan pengemudi dan penumpang. Biasanya Airbag keluar dari stir/kemudi dan dashboard mobil. Ketika kepala anda mengenai Airbag, Airbag tersebut mulai mengempis secara perlahan. Akan tetapi, Airbag terbukti kurang efektif jika Anda tidak menggunakan sabuk pengaman (Seat Belt). Karena jumlah kecelakaan yang terus bertambah, banyak negara memberlakukan aturan wajib menggunakan sabuk pengaman (termasuk indonesia), yang dikatakakn efektif mengurangi jumlah korban yang disebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, desain Airbag yang terbaru dipercaya dapat melindungi anda, meskipun anda ridak menggunakan seat belt.

Banyak orang salah paham, bahwa Airbag berfungsi untuk menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan. Airbag sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi, serta menghentikan kepala agar tidak terbentur stir/kemudi. Yang dapat menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan adalah Seat Belt

Fungsi Airbag
  1. Meredam energi kinetik penumpang
  2. Melindungi penumpang dari penturan interior trim
  3. Melindungi penumpang dari pecahan kaca mobil
  4. Mengurangi tertekuknya leher, efek dari terbenturnya kepala ke stir mobil
Persentase Resiko Kecelakaan Frontal (Data yang dikeluarkan oleh NHTSA,1999)
  • Bila hanya menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) : Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 45%
  • Bila hanya mengguanakan Airbag (SRS) ; Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 14%
  • Bila menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) dan Airbag (SRS) : Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 50%
Sistem Kerja Airbag (SRS)

Ketika sensor mendeteksi tabrakan, sensor tersebut akan mengirim sinyal ke modul kontrol yang kemudian mengeluarkan Airbag
 Ada berbagai jenis sensor tabrakan yang dapat digunakan, seperti sensor yang ditempatkan di bagian depan mobil (daerah tabrakan), serta accelerometer yang ditempatkan didalam modul kontrol. Accelorometer itu mengukur kecepatan dan keparahan tabrakan. Ada juga sensor yang ditempatkan dipintu untuk Airbag samping

Airbag yang dipasang didalam dashboard atau setir mobil, hanya dapat digunakan jika terjadi tabrakan dibagian depan mobil. Demikian pula berlaku untuk Airbag yang dipasang dibagian samping mobil. Airbag akan keluar jika terjadi tabrakan dibagian kanan dan juga sebaliknya.

Module control atau "Otak Airbag" adalah komputer kecil yang menerima dan kecelakaan dari berbagai sensor berbeda, lalu memutuskan airbag mana yang akan digunakan. Modul tidak dapat mengeluarkan Airbag Jika hanya menerima satu sinyal, modul perlu dua atau lebih sinyal dari sensor-sensor untuk menggunakan Airbag

Sinyal kedua diberikan oleh Arming sensor yang terletak didalam mobil, yang mendeteksi penurunan kecepatan secara tiba-tiba. Ketika kontrol module sudah yakin bahwa terjadi tabrakan parah, module itu akan mengirimkan sinyal ke Squib Inflater, dikenal juga sebagai igniter, yang merupakan perangkat listrik yang memiliki kabel jembatan tipis.

Drngan mengalirnya listrik melalui kabel tersebut, kabel itu jadi panas, yang kemudian membakar propelan Airbag yang terbuat dari Natrium Azida. Natrium Azida adalah bahan bakar yang cepat terbakar dan menghasilkan gas Nitrogen. Gas Nitrogen itu kemudian mengalir melalui filter dan mengisi Airbag yang ternuat dari Nilon.



Setelah kepala Anda membentur Airbag yang terisi Nitrogen. Airbag mulai mengempis dengan mengeluarkan gas memalui lubang-lubang kecil. Awan asap yang memenuhi kendaraan sebenarnya adalah tepung jagung atau bedak talkum (talcum powder), yang digunakan untuk memncegah Airbag lengket (menempel), ketika terlipat didalam.

Nitrogen yang dikeluarkan melalui lubang-lubang kecil itu tidak berbahaya (Nitrogen sebenarnya merupakan 78% dari udara yang kita hirup). Anda hanya perlu membuka pintu atau jendela agar gas dan asap dapat keluar.

Sistem Airbag samping berbeda dengan sistem Airbag yang ada didepan. Airbag samping menggunakan gas simpanan yang terdiri atas silinder terisi 3000-4000 Psi gas Argon terkompresi (Compressed Argon Gas)
Kontrol modul memberi sinya ke igniter, yang melelehkan bladder kecil didalam silinder tersebut. Gas Argon kemudian mengisi Airbag. Sama seperti Nitrogen, Argon juga tidak berbahaya .

Jika anda berencana membeli mobil, pastikan mobil tersebut sudah memiliki sistem Airbag. Menggunakan Airbag dan Seat Belt dapat mengurangi kemungkinan mengalami cedera ketika terjadi kecelakaan.

Kamis, 04 Desember 2014

apa itu ABS,EBD dan BA ???

Apa itu arti rem ABS, EBD dan BA pada mobil, Sistem kontrol rem (ABS dengan EBD dan brake assist) mempunyai fungsi berikut: 

Fungsi ABS (Anti - lock Brake System)
 
ABS membantu mencegah roda terkunci ketika rem digunakan secara kuat atau ketika mengerem di atas permukaan jalan yang licin. 

Fungsi dan Arti EBD (Electronic Brake force Distribution) 
EBD mengontrol pemakaian ABS, merealisasikan distribusi gaya pengereman secara benar antara roda depan dan roda belakang sesuai dengan kondisi pengendaraan. Sebagai tambahan, pada saat pengereman di belokan, EBD juga mengontrol gaya pengereman pada roda kanan dan roda kiri, membantu untuk menjaga tingkah laku kendaraan. 

Fungsi Brake Assist (Tipe Mekanik)
 
Tujuan utama Brake Assist adalah untuk menyediakan tekanan rem bantuan untuk membantu pengemudi yang tidak dapat menghasilkan tekanan remyang cukup besar selama pengereman mendadak, dengan demikian akan membantu memaksimalkan kinerja rem kendaraan. 
Diagram sistem rem abs dengan ebd
Catatan: Ketika sistem kontrol rem (kecuali Brake Assist) diaktifkan, pedal rem dapat bergetar, yang mana hal ini adalah kejadian normal pada sistem selagi bekerja dan tidak dianggap sebagai malfungsi. 

Prinsip Kerja EBD Distribusi Gaya Pengereman Roda Depan/Belakang 
Konsep pemakaian EBD
Bila pengereman dipakai selagi kendaraan bergerak lurus ke depan, perpindahan beban mengurangi bobot yang dipakai roda belakang. 

ECU skid control menentukan kondisi ini melalui sinyal dari sensor kecepatan, dan aktuator rem mengatur distribusi gaya pengereman roda belakang untuk pengontrolan secara optimal. 

Sebagai salah satu contohnya, sejumlah besar gaya pengereman yang terjadi pada roda belakang selama pengereman yang bervariasi bergantung pada apakah kendaraan bermuatan atau tidak. Sejumlah besar gaya pengereman yang terjadi pada roda belakang juga bervariasi sesuai dengan perpanjangan deselerasi. 

Sehingga, distribusi gaya pengereman ke belakang dikontrol secara optimal agar penggunaan gaya pengereman roda belakang lebih efektif.

Distribusi Gaya Pengereman Roda Kanan/Kiri (Selagi Pengereman di Tikungan) 
Pengereman saat mobil belok

Bila rem dipakai selagi kendaraan menikung, beban yang dipakai roda bagian dalam berkurang sejalan beban ke roda bagian luar bertambah. ECU skid control menentukan kondisi ini dengan cara menerima sinyal dari sensor kecepatan, dan aktuator rem mengatur gaya pengereman agar dapat mengendalikan secara optimal distribusi gaya pengereman ke roda bagian dalam dan roda bagian luar. 

Garis Besar Brake Assist (Tipe Mekanik)
Brake Assist dikombinasikan dengan ABS membantu meyakinkan kinerja pengereman kendaraan. Brake Assist memperkirakan dorongan cepat ke pedal rem sebagai pengereman darurat dan gaya pengereman tambahan dipakai bila pengemudi tidak cukup kuat menginjak pedal rem. 

Dalam keadaan darurat, terutama pengemudi yang kurang pengalaman, sering panik dan tidak menginjak pedal rem dengan cukup keras. Fitur kunci dari Brake Assist merupakan timing dan tingkat bantuan pengereman yang dibuat untuk membantu meyakinkan pengemudi yang tidak melihat sesuatu yang tidak biasa tentang operasi pengereman. 

Bila pengemudi sengaja mengurangi tekanan pedal rem, sistem akan mengurangi jumlah bantuan yang diberikan. Brake Assist tipe mekanik menggunakan mekanisme bantuan pengereman di booster rem unutk mengaktifkan secara mekanik fungsi booster rem agar meningkatkan gaya pengereman.

Rabu, 03 Desember 2014

SISTEM VSC ( VEHICLE STABILITY CONTROL )

 Teknologi Vehicle Stability Control (VSC)  merupakan teknologi keselamatan aktif yang dikembangkan oleh Toyota agar dapat membantu menjamin keselamatan mobil dan berguna bagi pengemudi dalam mencegah terjadinya kecelakaan karena adanya sistem ini. VSC dapat mencegah roda selip dan hilangnya traksi dengan mengurangi tenaga mesin, menerapkan gaya pengereman yang efektif pada roda.
Vehicle Stability Control | Harga Mobil Toyota Surabaya
Pada sistem penggerak roda depan atau roda belakang
Roda depan atau roda belakang dapat mengalami selip ketika kehilangan traksi dan menyebabkan melayang kearah luar dari belokan, biasanya terjadi pada saat menikung. Dengan adanya teknologi ini maka akan terjadi pengurangan kekuatan mesin ketika roda depan atau roda belakang mengalami traksi atau selip, kemudian sistem melakukan pengereman pada masing-masing roda yang membutuhkannya agar tidak terjadi selip dan mobil tetap berjalan dengan arah yang sesuai.
Teknologi ini didukung oleh Traction Control System (TRC) berfungsi untuk meningkatkan kestabilan berkendara saat melewati jalan licin atau melaju di tikungan. Namun yang lebih penting adalah kondisi kualitas ban serta teknik mengemudi yang aman dan pintar (smart driving). Vehicle Stability Control, peranti keselamatan aktif yang terdapat pada beberapa mobilToyota seperti Camry dan Corolla Altis.

SISTEM VGRS ( VARIABLE GEAR RATIOS STEERING)

Variable Gear Ratios Steering (VGRS) dapat merubah steering ratio untuk memperbaiki daya manuver di kecepatan rendah dan menjaga kendali di kecepatan tinggi. Steering ratio bervariasi dari 12.4-1 ke 18.0-1. Untuk membantu meningkatkan keselamatan, VGRS memilih steering ratio lebih tinggi bila Vehicle Stability Control (VSC) diaktifkan. Ini untuk mencegah sudut kemudi terlalu besar bila pengemudi berusaha menghindari sesuatu. 
The ability to change a vehicle’s steering ratio has many advantages. A quicker ratio (fewer turns lock-to-lock) can give a vehicle a deft feel. At high speeds, switching to a slower ratio (more turns lock-to-lock) imparts a better sense of stability. Lexus is not alone in using a computer-controlled system to change ratios, but its approach is pretty trick. Note that this type of active steering is far more involved than the variable-ratio units with rack teeth cut at differing angles; they can’t make ratio changes on the fly over the full range of lock. The more complex Lexus (and Audi) approach is essentially a gearbox built into the steering column between the steering wheel and the pinion gear. Unlike BMW’s active steering system, which employs a planetary gearbox, Lexus’s Variable Gear Ratio Steering (VGRS) uses something called a wave generator and a flexible gear. Lexus claims its system is more accurate and quicker acting than others. VGRS can be found on the LS sedanthe LX SUV, and the new GS F Sport. We sliced into the unit to get an idea of  how it works and because we wanted to find out what a wave generator is.

Kamis, 27 November 2014

CARA TUNE UP 7K

BERIKUT INI MERUPAKAN CARA CARA MELAKUKAN TUNE UP MESIN TOYOTA KIJANG

  Tune Up Motor bensin
1.1   Pemeriksaan tutup radiator
Langkah-langkah memeriksanya:
a.   Cuci tutup radiator dengan air bila kotor.
b.   Periksa kondisi bagian tutup radiator yaitu pada penguci dan katup katupnya.


 
 
 
. Pemeriksaan tutup radiator
c. Pasang perigetes pada tutup radiator dan pilih pipa adaptor yang kedalamnya sesuai dengan tutup radiator.


 Mengetes tutup radiator

1.2 Memeriksa kebocoran sistem pendingin
Fungsinya sebagai alat penyetabil / menjaga temperatur mesin supava tetap normal selama bekerja.
Alat                 Bahan              Waktu
Kontak alat     Mesin hidup

Langkah kerja
a.   Periksa kebocoran radiator, slang — slang, paking kepala silinder & rumah termostat.
b.   Periksa kebocoran seal pompa air pada seal mesin hidup, jika bocor air akan keluar melalui lubang pelepas.

Pemeriksaan ketinggian minyak pelumas
Langkah pemeriksaan:
a. Mesin dalam keadaan mati dan oli terkumpul pada kalter.
b. Tongkat pemeriksa oil (stek) kita angkat, jika kotor kita lap dengan kain kemudian di masukkan lagi, angkat lagi stek tersebut dan kita periksa.
Keterangan :
v  Jika kondisi oli sudah berwarna hitam dan terasa ada kotoran / gram maka kondisi oil tersebut jelek.
v  Untuk melihat ketinggian oil maka angkat stek oil dari mesin dan periksa, jika masih batas ukur normal maka masih baik dan jika di bawah normal maka harus di isi lagi (untuk mesin memiliki SAE 20 — 50).

Penyetelan celah katup
Bertujuan
v  Mengetahui katup isap dan buang
v  Menentukan katup yang dapat di setel
v  Menyetel katup
Alat :
v  Kontak alat
v  Kunci sok 3/8
Bahan
v  Motor bensin 4 tak 4 silinder

Langkah kerja:
v  Cari besar celah kutup di dalam buku data (biasanya katup buang 0,3 dan katup isap 0,2) besar celah katup pada mesin panas dan dingin berbeda
v  Lepas tutup kepala silinder
v  Putar puli searah jarum jam sampai tanda TMA
Gambar g. Arah putaran
v  Topkan silinder 1 setel celah katup yang dapat disetel. Ciri silinder pertam katup buang dan katup isap dapat di stel dan silinder nomor 4 buang dan isap tidak dapat distel.


 
 
 
Cara penyetelan katup

1.3. Pengetesan Kompresi
Bertujuan untuk mengetahui tekanan kompres
Kontak alat dan compresi tester
Langkah kerja :
v  Hidupkan mesin sampai temperatur kerja (75 — 85 °C)
v  Lepas semua busi dan silinder 1 sampai terakhir
v  Gronkan kabel tegangan tinggi koil atau kabel (—) koil di lepas
v  Pasang alat ukur kompresi tester pada lubang busi (ditekan rapat – rapat )
v  Buka penuh katup gas dan ditahan
v  Mesin distater sampai jarum bergerak minimum 3 kali kemudian baca tekanannya (tekanan kompresi yang baik pada jenis motor Toyota Kijang adalah 9 – 12 kg/cm2 dan perbedaan hasil tekanan kompresi pada masing — masing silinder maksimum 1 kg/cm2)

1.4Penyetelan Celah Busi
Bertujuan membersikan kotoran atau kerak pada celah busi
Alat : fuller (spark phug guager), kunci busi, sikat baja
Cara kerja :
  1. Lepas busi pada masing — masing silinder dengan kunci busi
  2. Bersihkan elektroda dan kerak dan kotoran (jangan memakai kertas gosok karena bisa menyebabkan elektroda cepat habis).
  3. Setel celah busi (celah busi 0,06 — 0,80 mm).
  1. Setelah diukur pasang kembaili busi pada masing-masing silinder.

1.5 Memeriksa Hambatan Kabel Busi
Pemeriksaan tahanan setiap penghantar, dan elektroda didalam tutup distributor sampai strekerbusi, tahanan penghantar tidak boleh lebih 20 ksl jika tahanan tersebut terlalu besar maka lepas bagian penghantar dan periksa satu persatu mencari yang rusak.
Keterangan : Jika tahanan tinggi dan tegangan besar maka mesin sulit hidup
Memeriksa busi dengan W meter / avorneter posisikan x I W dibaca skala atas, kabel busi dikatakan bagus apabila jarum bergerak penuh ke kanan (hasil °O)
Periksa kabel busi yang satu dengan yang lain mungkin ada arus yang terhubung karena hubungan singkat.

I.6. Memeriksa Rotor dan Tutup Distributor
Dengan menggunakan kontak alat ohm / avometer
Cara memeriksa:
  • Pemeriksaan dilakukan secara visual dilakukan dengan melihat kondisi fisik dan motor dan tutup dan kecetakan.
  • Dengan menggunakan ohm meter yaitu dengan mengukur hambatannya (sama dengan hambatan kabel busi).

1.7 Melepas dan Memasang Distributor
Berfungsi berbagi arus ke masing-masing busi dengan perantara motor.
Tujuan melepas distributor dan merakitnya dengan baik.
Alat Kontak alat
Cara kerja :
a. Melepas distributor
v  Kontak dalam posisi off
v  Buka tutup distributor
v  Lepas baut pengikat lalu angkat distributor
b. Pemasangan distributor
v  Topkan kompresi 1
v  Kembalikan posisi saat pengapian (5-10) sebelum TMA
v  Posisikan aduans vakum sejajar dengan mesin
v  Posisikan rotor melintang terhadap mesin
v  Cocokkan alur roda gigi poros distributor dengan alur roda giginya tepat maka dengan sendirinya rotor akan menghadap busi no 2
v  Pasang baut pengikat (jangan di keraskan)
v  Setel saat pengapian (stel dengan lampu kontrol) kabel (+) lampu kontrol ke (-) coil, kabel (-) lampu kontrol ke body, kunci kontak posisi on, putar perhahan-lahan penuh ke kanan dan kembalikan kekiri sampai mendapatkan lampu kontrol mulai menyala / platina terjadi percikan bunga api.

1.8 Memeriksa dan Menyetel Saat Pengapian
Tujuan :
v  Menyetel saat pengapian dengan timming light
Alat :
v  Kontak alat
v  Timming light
Bahan:
v  Motor hidup
Cara penyetelan :
  1. Pasang lampu timming light (kabel merah ke (+) batery, kabel hitam ke (—) batery, kabel busi pada timming di letakkan pada kabel busi no 1)
 
 
 
 
 
Pemasangan lampu timming
  1. Setel putaran idle / kontrol
  2. Lihat saat pengapian pada putaran idle, lihat tanda pengapian yang terletak pada puli roda gaya jika tanda tidak kelihatan warnai dengan kapur tulis
 
 
 
 
 
pemeriksaan dengan lampu timming
  1. Kendorkan baut pengikat pada distributor sampai distributor dapat di pergerakkan. Jika pengapian tidak tepat, maka tepatkan saat pengapian dengan memutar distributor.
1.9 Memeriksa Advand Vacum
Advand vakum berfungsi untuk memajukan dan memundurkan saat pengapian berdasarkan beban mata / pembukaan gas karburator.
Pemeriksaan advand vacum pada saat distributor terpasang
Langkah kerja :
a. Lepas tutup distributor
b. Lepas selang vokum yang menuju ke karburator
c. Isap slang tersebut
 
 
 
 
 
 
Pemeriksaan Advand Vakum
2.0. Pemeriksaan Advand Sentriftigal
Berfungsi sebagai memajukan / memundurkan saat pengapian berdasarkan putaran motor.
Tujuannya memeriksa advans sentrifugal sederhana
Langkah kerja :
  • Cara memeriksa
a. Pada distributor terpasang
  • Buka tutup distributor
  • Putar rotor dengan tangan searah putaran motor waktu mesin hidup 10-15˚ tahan kemudian lepas.
 
 
 
 
Pemeriksaan sederhana Advand sentrifugal
  • Sentrifugal akan baik jika rotor di lepas maka rotor akan kembali seperti semula.
  • Jika tidak kembali guvernor harus di ganti atau perbaiki.
2.1Memeriksa dan menytel celah platina
Fungsi platina untuk memutus dan menghubungkan arus listrik primer coil
Cara memeriksa celah platina untuk mendapatkan dwell yang baik 0,4-0,5 mm
Cara menyetel platina :
  1. Posisikan mesin mati konci kontak off
  2. Lepas tutup distributor dan distributor
  3. Posisikan platina membuka dengan cara memutar poros engkol
  4. Longgarkan baut pengikat platina dan stel pada alur platina
  5. Keraskan baut pengikat platina pasang rotor dan tutup distributor
  6. Periksa percikan bunga api pada kabel koil
  7. Hidupkan mesin periksa kembali sudut dwell.

2.2. Memeriksa dan menyetel sudut dwell
a. Tujuan :
  • Mengetes sudut dwell dengan pengetes dwell
b. Alat :
  • Pengetes dwell
  • Kontak alat
c. Bahan :
  • Mesin hidup
d. Langkah penyetelan :
  • Hidupkan mesin stasioner
  • Pasang alat ukur dwell tester (kabel (+) pengetes ke (-) coil, kabel pengetes (-) ice groun)
  • Tempatkan tombol ice dwell
  • Baca alat ukur (ukuran yang baik motor 4 tak ± 1-4)
 
 
 
 
 
 
 
Dwell tester
Keterangan:
Jika melebihi 56 maka kondisi platina terlalu rapat dan akan mengakibatkan icon platina cepat panas / aus. Jika kurang dari 52 maka kondisi platina terlalu renggang dan mengakibatkan pengapian kecil.

2.3 Menyetel Campuran Udara pada Kalburator
Tujuan :
  • Menyetel campuran udara
Bahan :
  • Kotak alat
Cara penyetelan :
  1. Hidupkan mesin dengan stationer sampai mencapai tujuan kerja (mesin hangat)
  2. Putar baut setelah udara kekanan dengan menghitung jumlah putarannya berlahan-lahan dan salah satu tangan memegang gas, (semakin diputar kekanan penyetelan udara maka semakin miskin dan mesin cenderung mati).
  3. Semakin baut di putar ke kanan mesin akan cenderung mati dan di imbangi dengan gerakan katup gas.
  4. Setelah baut diputar penuh kekanan, putar berlawanan arah ke kiri secara perlahan-lahan sampai mendapatkan hidupnya mesin yang betul-betul normal (ciri-cirinya : aroma gas buang tidak pedih dimata, getaran pada mesin paling kecil, pembakaran elektroda pada busi berwarna putih dan kecoklat-coklatan dan kering).
  5. Pada waktu di putar ke kiri harus di hitung jumlah putarannya.

2.4.. Penyetelan Putaran Idle (Stationer)
Tujuan :
Menyetel campuran idle dan campuran bahan bakar tanpa pengetes gas buang.
Alat :
  • Kotak alat
  • Tech nonieter
Bahan :
  • Mobil / motor hidup
Langkah Pengukuran :
  1. Hidupkan mesin stationer
  2. Pasang alat ukur RPM Tester dan sklarnya posisi low tach kabel merah ke negatif coil kabel hitam kemasa / body.
  3. Baca alat ukur RPM Tester kemudian hasil ukuran tersebut di kalikan 100
  4. Putaran stationer yang baik adalah 700-800 rpm, untuk 4 tak 4 silinder.
  5. Jika hasil ukur kurang / melebihi ukuran spesifikasi maka setel campuran idle dengan skrup penyetel yang terletak pada katup gas.
Langkah Penyetelan :
  • Putar skrup penyetelan kearah luar sampai putaran mulai turun / mesin hampir mati.
  • Putar skrup penyetel kearah dalam secara tahap demi tahap dengan setengah putaran tunggu sedikit dan perhatikan reaksi motor. Pada saat terdengar putaran mulai turun kendorkan skrup penyetel = setengah putaran untuk mendapatkan penyetelan campuran yang benar.
Catatan :
  • Pada waktu penyetelan dan pemeriksaan katup jangan sekali-kali mesin di gas karena akan merusak komponen alat ukur.
  • Jangan melihat tachnometer dengan perasaan hasil penyetelan lebih akurjika adal  


 janganlah berhenti dan bosan untuk selalu belajar otomotif  karena teknologi otomotif itu  akan terus berkembang dan berkembang ,,cukup sekian dari saya,semoga bermanfaat untuk kita semua,,amin

SISTEM SENSOR BAGIAN II

ada mobil-mobil keluaran pabrikan sekarang sudah menggunakan mesin jenis EFI (Electrical Fuel Injection) dimana dengan sistem tersebut banyak sekali sensor-sensor sebagai tempat inputan data ke Otak Mesin (ECU – Electrical Control Unit). Berikut nama-nama sensor tersebut :
  1. Throtle Position Sensor ( TPS ), adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui posisi pedal gas dalam keadaan tertekan atau bebas. Jika ditekan/digas maka valuenya besar dan jika tidak ditekan valuenya kecil.

  1. Manipold Absolute Pressure ( MAP ), sensor yang digunakan untuk mengetahui kondisi kevacuuman intake manipold. Sensor ini akan mengeluarkan pulsa tegangan besar jika kevacuuman intake manipold berkurang ( pedal gas diinjak ) atau sebaliknya.


  1. Air Flow Sensor ( AFS ), adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui banyak sedikitnya udara yang akan masuk ke dalam intake manipold. Biasanya sensor ini dipasang sesudah filter udara dan akan memberikan pulsa tegangan semakin besar jika udara yang melewatinya semakin banyak atau sebaliknya. Sensor ini ada yang meneybutnya AFM ( Air flow meter ) atau juga MAF ( Mass Air Flow ).


  1. Intake Air Temperature Sensor ( IAT ), adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui suhu udara masuk ke intake manipold, semakin dingin suhu udara masuk maka akan semakin besar pulsa tegangan yang dikirimkan ke ECU, sehingga supllai bensin ke injector juga semakin besar.

  1. Idle Air Control ( IAC ), adalah part yang mendeteksi/mengendalikan suplai udara ke intake manipold pada saat putaran idle ( langsam ). Sensor ini bisa beerupa solenoid, motor listrik atau bekerja sesuai dengan suhu air pendingin. Dibeberapa sistem kendaraan sering disebut Idle Speed Control ( ISC ) atau juga Idle Step Motor.


  1. Injector, adalah perangkat electronic yang diperintah oleh ECU untuk membuka /menutup katup electronic sehingga bensin bisa menyemprot ke silinder.


  1. Crankshaft Position Sensor ( CKP ), sensor yang mendeteksi adanya putaran mesin. Jika sensor ini dipasang dekat dengan poros nok/katup, disebut Camshaft Position Sensor ( CMP ). Kedua sensor tersebut disamping berfungsi untuk mengetahui adanya putaran mesin juga berfungsi untuk mengendalikan sistem pengapian mesin tersebut.


  1. Coolant Temperature Sensor ( CTS ) atau Water Temperature Sensor (WTS) adalah sensor untuk mengetahui kondisi suhu air pendingin. Semakin dingin suhu air pendingin maka semakin banyak bensin yang disemprotkan ke silinder.

  1. Top Dead Center Sensor ( TDC ) adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui titik mati atas silinder nomor satu. Hal ini biasanya digunakan untuk menentukan firing order ( FO ).




  1. Vehicle Speed Sensor ( VSS), adalah sensor untuk mengetahui kecepatan kendaraan, biasanya dihubungkan dengan poros output transmisi.


Translate