HOME

Minggu, 07 Desember 2014

SISTEM PENERANGAN


Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem penerangan ini dibagi menjadi dua sistem penerangan :

Penerangan luar  
  1. Lampu besar
  2. Lampu belakang
  3. Lampu rem
  4. Lampu jarak/kota
  5. Lampu tanda belok
  6. Lampu hazard
  7. Lampu plat nomor
  8. Lampu mundur
Penerangan dalam
  1. Lampu meter
  2. Lampu ruangan

Lampu Penerangan luar 
1.  Lampu besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.


Tipe lampu besar
Ada dua tipe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1)  Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.


2)  Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya, dimana pada semi sealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
  • Bola lampu biasa
  • Bola lampu Quartz – halogen
 Lampu besar tipe Sealeed Beam

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar Cara memasang bola lampu

2.  Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya

3.  Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan  sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang yang mengikuti seat kendaraan mengerem.

Gambar lampu rem

4.  Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman seperti pada fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.

Gambar lampu tanda belok

5.  Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu mengedip serempak.

Gambar Lampu Hazard

6.  Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.

Gambar Lampu Plat Nomor

7.  Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
Gambar Lampu Mundur

8.  Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang    berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.


Gambar Rangkaian lampu kabut

Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 

Lampu Penerangan Dalam
1.  Lampu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.

Gambar Lampu ruangan

2.   Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1)  Bola lampu model single - end 
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu  single end.
Gambar Jenis bola lampu single - end

Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu:
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.

 Gambar Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu:
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan 
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar Memasang dan melepas bola lampu

3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu:
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang     lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.

Gambar Bola lampu dengan ujung ganda

SISTEM AIRBAG / SUPPLEMENTAL RESTRAINT SYSTEM (SRS)

Airbag/Supplemental Restraint System (SRS) adalah fitur keamanan yang dipasang dimobil, yang berfungsi untuk melindungi kita jika terjadi kecelakaan frontal. Penggunaan Aibag dapat membantu melindungi daerah kepala, leher, dan dada.



Airbag biasanya dipasang oleh pembuat kendaraan, untuk keselamatan pengemudi dan penumpang. Biasanya Airbag keluar dari stir/kemudi dan dashboard mobil. Ketika kepala anda mengenai Airbag, Airbag tersebut mulai mengempis secara perlahan. Akan tetapi, Airbag terbukti kurang efektif jika Anda tidak menggunakan sabuk pengaman (Seat Belt). Karena jumlah kecelakaan yang terus bertambah, banyak negara memberlakukan aturan wajib menggunakan sabuk pengaman (termasuk indonesia), yang dikatakakn efektif mengurangi jumlah korban yang disebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, desain Airbag yang terbaru dipercaya dapat melindungi anda, meskipun anda ridak menggunakan seat belt.

Banyak orang salah paham, bahwa Airbag berfungsi untuk menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan. Airbag sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi, serta menghentikan kepala agar tidak terbentur stir/kemudi. Yang dapat menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan adalah Seat Belt

Fungsi Airbag
  1. Meredam energi kinetik penumpang
  2. Melindungi penumpang dari penturan interior trim
  3. Melindungi penumpang dari pecahan kaca mobil
  4. Mengurangi tertekuknya leher, efek dari terbenturnya kepala ke stir mobil
Persentase Resiko Kecelakaan Frontal (Data yang dikeluarkan oleh NHTSA,1999)
  • Bila hanya menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) : Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 45%
  • Bila hanya mengguanakan Airbag (SRS) ; Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 14%
  • Bila menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) dan Airbag (SRS) : Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 50%
Sistem Kerja Airbag (SRS)

Ketika sensor mendeteksi tabrakan, sensor tersebut akan mengirim sinyal ke modul kontrol yang kemudian mengeluarkan Airbag
 Ada berbagai jenis sensor tabrakan yang dapat digunakan, seperti sensor yang ditempatkan di bagian depan mobil (daerah tabrakan), serta accelerometer yang ditempatkan didalam modul kontrol. Accelorometer itu mengukur kecepatan dan keparahan tabrakan. Ada juga sensor yang ditempatkan dipintu untuk Airbag samping

Airbag yang dipasang didalam dashboard atau setir mobil, hanya dapat digunakan jika terjadi tabrakan dibagian depan mobil. Demikian pula berlaku untuk Airbag yang dipasang dibagian samping mobil. Airbag akan keluar jika terjadi tabrakan dibagian kanan dan juga sebaliknya.

Module control atau "Otak Airbag" adalah komputer kecil yang menerima dan kecelakaan dari berbagai sensor berbeda, lalu memutuskan airbag mana yang akan digunakan. Modul tidak dapat mengeluarkan Airbag Jika hanya menerima satu sinyal, modul perlu dua atau lebih sinyal dari sensor-sensor untuk menggunakan Airbag

Sinyal kedua diberikan oleh Arming sensor yang terletak didalam mobil, yang mendeteksi penurunan kecepatan secara tiba-tiba. Ketika kontrol module sudah yakin bahwa terjadi tabrakan parah, module itu akan mengirimkan sinyal ke Squib Inflater, dikenal juga sebagai igniter, yang merupakan perangkat listrik yang memiliki kabel jembatan tipis.

Drngan mengalirnya listrik melalui kabel tersebut, kabel itu jadi panas, yang kemudian membakar propelan Airbag yang terbuat dari Natrium Azida. Natrium Azida adalah bahan bakar yang cepat terbakar dan menghasilkan gas Nitrogen. Gas Nitrogen itu kemudian mengalir melalui filter dan mengisi Airbag yang ternuat dari Nilon.



Setelah kepala Anda membentur Airbag yang terisi Nitrogen. Airbag mulai mengempis dengan mengeluarkan gas memalui lubang-lubang kecil. Awan asap yang memenuhi kendaraan sebenarnya adalah tepung jagung atau bedak talkum (talcum powder), yang digunakan untuk memncegah Airbag lengket (menempel), ketika terlipat didalam.

Nitrogen yang dikeluarkan melalui lubang-lubang kecil itu tidak berbahaya (Nitrogen sebenarnya merupakan 78% dari udara yang kita hirup). Anda hanya perlu membuka pintu atau jendela agar gas dan asap dapat keluar.

Sistem Airbag samping berbeda dengan sistem Airbag yang ada didepan. Airbag samping menggunakan gas simpanan yang terdiri atas silinder terisi 3000-4000 Psi gas Argon terkompresi (Compressed Argon Gas)
Kontrol modul memberi sinya ke igniter, yang melelehkan bladder kecil didalam silinder tersebut. Gas Argon kemudian mengisi Airbag. Sama seperti Nitrogen, Argon juga tidak berbahaya .

Jika anda berencana membeli mobil, pastikan mobil tersebut sudah memiliki sistem Airbag. Menggunakan Airbag dan Seat Belt dapat mengurangi kemungkinan mengalami cedera ketika terjadi kecelakaan.

Kamis, 04 Desember 2014

apa itu ABS,EBD dan BA ???

Apa itu arti rem ABS, EBD dan BA pada mobil, Sistem kontrol rem (ABS dengan EBD dan brake assist) mempunyai fungsi berikut: 

Fungsi ABS (Anti - lock Brake System)
 
ABS membantu mencegah roda terkunci ketika rem digunakan secara kuat atau ketika mengerem di atas permukaan jalan yang licin. 

Fungsi dan Arti EBD (Electronic Brake force Distribution) 
EBD mengontrol pemakaian ABS, merealisasikan distribusi gaya pengereman secara benar antara roda depan dan roda belakang sesuai dengan kondisi pengendaraan. Sebagai tambahan, pada saat pengereman di belokan, EBD juga mengontrol gaya pengereman pada roda kanan dan roda kiri, membantu untuk menjaga tingkah laku kendaraan. 

Fungsi Brake Assist (Tipe Mekanik)
 
Tujuan utama Brake Assist adalah untuk menyediakan tekanan rem bantuan untuk membantu pengemudi yang tidak dapat menghasilkan tekanan remyang cukup besar selama pengereman mendadak, dengan demikian akan membantu memaksimalkan kinerja rem kendaraan. 
Diagram sistem rem abs dengan ebd
Catatan: Ketika sistem kontrol rem (kecuali Brake Assist) diaktifkan, pedal rem dapat bergetar, yang mana hal ini adalah kejadian normal pada sistem selagi bekerja dan tidak dianggap sebagai malfungsi. 

Prinsip Kerja EBD Distribusi Gaya Pengereman Roda Depan/Belakang 
Konsep pemakaian EBD
Bila pengereman dipakai selagi kendaraan bergerak lurus ke depan, perpindahan beban mengurangi bobot yang dipakai roda belakang. 

ECU skid control menentukan kondisi ini melalui sinyal dari sensor kecepatan, dan aktuator rem mengatur distribusi gaya pengereman roda belakang untuk pengontrolan secara optimal. 

Sebagai salah satu contohnya, sejumlah besar gaya pengereman yang terjadi pada roda belakang selama pengereman yang bervariasi bergantung pada apakah kendaraan bermuatan atau tidak. Sejumlah besar gaya pengereman yang terjadi pada roda belakang juga bervariasi sesuai dengan perpanjangan deselerasi. 

Sehingga, distribusi gaya pengereman ke belakang dikontrol secara optimal agar penggunaan gaya pengereman roda belakang lebih efektif.

Distribusi Gaya Pengereman Roda Kanan/Kiri (Selagi Pengereman di Tikungan) 
Pengereman saat mobil belok

Bila rem dipakai selagi kendaraan menikung, beban yang dipakai roda bagian dalam berkurang sejalan beban ke roda bagian luar bertambah. ECU skid control menentukan kondisi ini dengan cara menerima sinyal dari sensor kecepatan, dan aktuator rem mengatur gaya pengereman agar dapat mengendalikan secara optimal distribusi gaya pengereman ke roda bagian dalam dan roda bagian luar. 

Garis Besar Brake Assist (Tipe Mekanik)
Brake Assist dikombinasikan dengan ABS membantu meyakinkan kinerja pengereman kendaraan. Brake Assist memperkirakan dorongan cepat ke pedal rem sebagai pengereman darurat dan gaya pengereman tambahan dipakai bila pengemudi tidak cukup kuat menginjak pedal rem. 

Dalam keadaan darurat, terutama pengemudi yang kurang pengalaman, sering panik dan tidak menginjak pedal rem dengan cukup keras. Fitur kunci dari Brake Assist merupakan timing dan tingkat bantuan pengereman yang dibuat untuk membantu meyakinkan pengemudi yang tidak melihat sesuatu yang tidak biasa tentang operasi pengereman. 

Bila pengemudi sengaja mengurangi tekanan pedal rem, sistem akan mengurangi jumlah bantuan yang diberikan. Brake Assist tipe mekanik menggunakan mekanisme bantuan pengereman di booster rem unutk mengaktifkan secara mekanik fungsi booster rem agar meningkatkan gaya pengereman.

Rabu, 03 Desember 2014

SISTEM VSC ( VEHICLE STABILITY CONTROL )

 Teknologi Vehicle Stability Control (VSC)  merupakan teknologi keselamatan aktif yang dikembangkan oleh Toyota agar dapat membantu menjamin keselamatan mobil dan berguna bagi pengemudi dalam mencegah terjadinya kecelakaan karena adanya sistem ini. VSC dapat mencegah roda selip dan hilangnya traksi dengan mengurangi tenaga mesin, menerapkan gaya pengereman yang efektif pada roda.
Vehicle Stability Control | Harga Mobil Toyota Surabaya
Pada sistem penggerak roda depan atau roda belakang
Roda depan atau roda belakang dapat mengalami selip ketika kehilangan traksi dan menyebabkan melayang kearah luar dari belokan, biasanya terjadi pada saat menikung. Dengan adanya teknologi ini maka akan terjadi pengurangan kekuatan mesin ketika roda depan atau roda belakang mengalami traksi atau selip, kemudian sistem melakukan pengereman pada masing-masing roda yang membutuhkannya agar tidak terjadi selip dan mobil tetap berjalan dengan arah yang sesuai.
Teknologi ini didukung oleh Traction Control System (TRC) berfungsi untuk meningkatkan kestabilan berkendara saat melewati jalan licin atau melaju di tikungan. Namun yang lebih penting adalah kondisi kualitas ban serta teknik mengemudi yang aman dan pintar (smart driving). Vehicle Stability Control, peranti keselamatan aktif yang terdapat pada beberapa mobilToyota seperti Camry dan Corolla Altis.

SISTEM VGRS ( VARIABLE GEAR RATIOS STEERING)

Variable Gear Ratios Steering (VGRS) dapat merubah steering ratio untuk memperbaiki daya manuver di kecepatan rendah dan menjaga kendali di kecepatan tinggi. Steering ratio bervariasi dari 12.4-1 ke 18.0-1. Untuk membantu meningkatkan keselamatan, VGRS memilih steering ratio lebih tinggi bila Vehicle Stability Control (VSC) diaktifkan. Ini untuk mencegah sudut kemudi terlalu besar bila pengemudi berusaha menghindari sesuatu. 
The ability to change a vehicle’s steering ratio has many advantages. A quicker ratio (fewer turns lock-to-lock) can give a vehicle a deft feel. At high speeds, switching to a slower ratio (more turns lock-to-lock) imparts a better sense of stability. Lexus is not alone in using a computer-controlled system to change ratios, but its approach is pretty trick. Note that this type of active steering is far more involved than the variable-ratio units with rack teeth cut at differing angles; they can’t make ratio changes on the fly over the full range of lock. The more complex Lexus (and Audi) approach is essentially a gearbox built into the steering column between the steering wheel and the pinion gear. Unlike BMW’s active steering system, which employs a planetary gearbox, Lexus’s Variable Gear Ratio Steering (VGRS) uses something called a wave generator and a flexible gear. Lexus claims its system is more accurate and quicker acting than others. VGRS can be found on the LS sedanthe LX SUV, and the new GS F Sport. We sliced into the unit to get an idea of  how it works and because we wanted to find out what a wave generator is.

Translate